Menyelamatkan Buku Bekas dari Pemusnahan



Mereka bertanya, buku bekas kenapa kok mahal? Saya balik bertanya, apakah karena bekas kemudian sebuah buku berkurang nilainya? Apa yang dibutuhkan dari buku yang kau beli? Teks yang ada di dalamnya, bukan? Jadi tak penting apakah buku itu sudah pernah dibaca sekian kali, covernya mulai buram, usianya puluhan tahun, selama teksnya masih sama nilai buku itu tetaplah sama.

Saya pernah menebus sebuah buku bekas dengan harga cukup fantastis. Mungkin 10 hingga 20 kali lipat dari harga jika ia diterbitkan lagi dengan ketebalan yang sama. Itu saya lakukan karena saya menghargai nilainya, bukan sekadar menghitung jumlah halamannya. Penulisnya adalah penulis yang saya kagumi, dan buku itu tergolong sangat langka, belum dicetak lagi.

Tetapi kan buku-buku itu hasil kulakan di rongsokan? Benar, dan saya rela mengais-ngais di rongsokan demi menyelematkan mereka dari pemusnahan. Saya membawa mereka ke toko dan menempatkan mereka sejajar dengan buku-buku lain termasuk buku-buku baru. Saya beri label harga di punggung mereka dengan harga yang layak. Saya bisa menentukan harga yang layak buat mereka dengan sangat cepat.

Delapan tahun saya bergelut jual-beli buku, Alhamdulillah para pembeli terus berdatangan, tak pernah mati. Sebagian dari mereka senang mendapatkan buku yang selama ini dicari meski harus menebusnya dengan sejumlah uang. Sebagian ada yang memborong banyak buku bekas untuk koleksi perpustakaan. Ada yang untuk koleksi pribadi maupun sekadar nostalgia masa kecil.

Saya menjual buku-buku bekas agar orang mendapatkan alternatif ketika hendak membeli buku bagus tetapi harga barunya tak bisa dijangkau. Atau buku-buku itu sudah tak ditemukan lagi di toko-toko buku seperti Gramedia dan Toga Mas. Seseorang pernah mampir ke toko saya dan mencari buku lama untuk mengganti buku perpustakaan yang dihilangkannya. Ia harus mengganti dengan judul yang sama. Setelah cari sini-sana, ia tak juga menemukan. Ketika ia mendapatkannya di Cahaya Pustaka, ia mengucap syukur berkali-kali. Saya pun merasa bahagia, karena tanpa sadar sudah turut membantu.

Yah, hal-hal seperti itu yang membuat semangat saya untuk menjual buku-buku bekas terus menggelora.[@rafif_amir]

sumber gambar: miner8.com

Posting Komentar